27 Januari, 2013

Surat Untuk Calon Gubernur Provinsi Papua 2013


Surat Untuk Calon Gubernur Provinsi Papua 2013
ANDAI AKU JADI GUBERNUR
 (Oleh Charles Pigome)


Sebelum waktumu tiba dilantik menjadi gubernur izinkan aku anak lelakimu dari jauh menitipkan beberapa hal andai suatu saat nanti aku bisa menjadi gubernur sepertimu. Pasti akan sangat bahagia menjadi seorang pilihan sepertimu. Terpilih menjadi seorang pilihan diantara bintang di tanah Papua yang kaya raya. Banyak sekali harapan bertumpu pada pundakmu ketika kau menjanjikan banyak harapan dan asa pada penduduk di tanah dengan penduduk terbanyak di negeri ini.
Putra-putra Terbaik Cagub Papua 2013, andai suatu saat nanti aku menjadi gubernur pilihan seperti dirimu, Pasti akan sangat bahagia dan membanggakan bila aku bisa mendudukki kursi kehormatan itu. Tapi akan kurang pas jika seandainya aku kalau nanti terpilih menjadi gubernur hebat sepertimu hanya bisa menyengsarakan rakyatmu yang banyak ini. Putra-putra Terbaik Cagub Papua 2013, pernah aku berharap kalau nanti pada waktunya kau menjadi pemimpin di negeri ini. Izinkan aku membagi cerita tentang kondisi adik, kakak, tante, pace, mace, tete dan nene di tempat aku dilahirkan.

Warga Honelama Kehilangan Rumah

Peristiwa 6 Juni 2012 di Kampung Honelama, Wamena adalah murni kriminal biasa. Tapi dampaknya meluas, memakan banyak kerugian harta benda. Seorang warga sipil dan seorang anggota Satgas Batalyon 756 Wimane Sili meninggal serta sedikitnya 14 orang menderita luka berat dan ringan. Para korban meminta pemerintah harus mengganti seluruh kerugian harta benda.

KEJADIAN murni kriminal biasa itu terjadi pada Rabu 6 Juni 2012 pukul 10.00 pagi. Hari itu, dua anggota Satuan Tugas Batalyon 756 Wimane Sili: Pratu TNI Sahlan dan Prada TNI Parloi Pardede menggunakan motor roda dua dari posnya lari dengan kecepatan tinggi menuju kota Wamena. Saat melintas di tengah Kampung Honelama itulah, keduanya menyenggol, Devid Wanimbo (10) yang sedang bermain di pinggir jalan raya terjatuh ke dalam got.
Sahlan dan Parloi berhenti dan menolong Devid, dan seorang ibu yang berada di sekitar itu membawanya ke UGD rumah sakit. Saat sedang menolong itulah, keduanya secara spontan warga yang berada di sekitar lokasi kejadian langsung mengeroyok kedua anggota TNI itu hingga babak belur. Pratu Sahlan tewas seketika dan Prada Parloi menderita luka berat dan dirawat di Unit Gawat Darurat RSUD Wamena.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia pada 2012 Meningkat


Tindak kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia di Papua meningkat di 2011 dan 2012. Daerah otonomi khusus berbalik menjadi daerah operasi militer.

LEMBAGA Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia (Elsham) Papua, dalam siaran persnya, di Abepura, Rabu, 19 Desember 2012, menyebutkan ada peningkatan kekerasan di Papua sejak Agustus 2011 hingga Desember 2012. Menurut catatan lembaga ini, terdapat sejumlah peristiwa yang menyebabkan korban, yang diabaikan pemerintah.

Misalnya, Operasi Aman Matoa I 2011, penembakan-penembakan oleh apa yang disebut polisi sebagai “orang tak dikenal” (OTK), pengungsian internal, serta penembakan kilat oleh aparat polisi terhadap masyarakat sipil.

Derita Janji, Mama-mama Papua Masih Berjualan di Pinggir Jalan

Derita Janji, Mama-mama Papua Masih Berjualan di Pinggir Jalan

Situasi pasar KPR Nabire. Foto: Alex Gobai
Nabire, MAJALAH SELANGKAH  Di era Otonomi Khusus  yang  triliunan rupiah megalir ke Papua, mama-mama pedagang asli Papua masih berjualan di pinggir jalan. Kita masih jumpai mama-mama Papua masih berjualan di pinggir jalan untuk mencari uang seribu rupiah. Terik matahari dan debu akibat kendaraan yang berlalu lalang menjadi langganan mereka setiap hari.
Kerap kali panenan mereka berupa ubi dan sayur  tak laku dan terpaksa harus membawa pulang tanpa ada hasil. Mama-mama Papua hanya menyaksikan dengan yang dijual oleh pedagang luar Papua yang menempati los pasar yang disediakan pemerintah. Memang ini kenyataan yang terus terjadi dan dialami oleh mama-mama Papua.

Resiko Dan Manfaat Jaringan Sosial Di Tempat Kerja


Resiko Dan Manfaat Jaringan Sosial Di Tempat Kerja

Apakah melarang situs jejaring sosial di tempat kerja merupakan ide yang baik? Atau apakah seharusnya perusahaan mengubah sudut pandang mereka?”

stop facebook
Jaringan sosial? Bukankah itu perlu kita cegah? Mengapa kita harus menghadapi resiko dengan sesuatu yang memberikan nilai tambah sangat sedikit, bahkan mungkin menjadi ancaman bagi perusahaan? Apakah argument tersebut terdengar tidak asing lagi?
Jaringan sosial berkembang pesat sebagai salah satu cara utama berkomunikasi. Seiring dengan masuknya generasi baru ke dunia kerja, perusahaan-perusahaan mengalami dilema” mengunci situs jaringan sosial dan berurusan dengan pegawai yang tidak puas, atau memberikan akses yang tidak terbatas dan mengalami kekurangan produktivitas“.
Namun, masalahnya bukan hitam dan putih. Sebagai media komunikasi, mungkin ada manfaat yang bisa diambil dari jaringan sosial untuk mengembangkan hubungan kerja. Perusahaan perlu beradaptasi dan mengembangkan strategi dan kebijakan yang mempertimbangkan resiko dan manfaat. Itulah tujuan kita kali ini, melihat resiko dan manfaat. Memang memberi akses tidak terbatas ke situs jaringan sosial bisa membebani pengeluaran perusahaan, tapi perlu dipertimbangkan bahwa banyak perusahaan yang mendapatkan manfaat dari situs jaringan sosial.

Pilgub Papua: Rakyat Biayai Kampanye Noakh-Johannes


Pilgub Papua: Rakyat Biayai Kampanye Noakh-Johannes

Wed, 23-01-2013 23:03:16 Oleh MAJALAH SELANGKAH Telah Dibaca 169 kali
Noakh: Apa pun Persoalan Rakyat Papua, Itu Persoalan Saya
Nabire, MAJALAH SELANGKAH – Siang itu, kira-kira pukul 11.00 WIT, Selasa, (22/1) beberapa mama Papua, berpakaian adat (moge) menari-nari di lapangan Taman Gizi , Oyehe Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Tidak banyak orang di sana.
Mereka menanti Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Periode 2013-2018 dari Independen, nomor urut  1, Noakh Nawipa dan Johannes Wob yang akan berkampanye hari itu, hari terakhir kampanye di wilayah ini.
Tidak banyak spanduk layaknya kampanye Pilgub. Terlihat beberapa spnduk kecil berwarna putih berlambang independen diikat di pagar taman itu. Dua spanduk  berukuran sedang terlihat di kiri-kanan panggung kampanye di Taman Gizi.